Catatan WisnuTS1
Selasa, 05 November 2013
Jenis Kalimat Berdaserkan Bentuk Gaya Penyajian & Subjeknya
F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh; Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
3. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh: Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum). Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni mencuci piring.
. S P O1
1.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Mereka berangkat minggu depan.
. S P K
1.3 Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
- Dian kehilangan pensil.
. S P Pel.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1 Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
- Piring dicuci Eni.
. S P O2
2.2 Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
- Ku pukul adik.
. O2 P S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh : -Bapak memancing ikan. (aktif) - Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : -Aku harus memngerjakan PR. (aktif) -PR harus kukerjakan. (pasif)
Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat dan Susunan S_P
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis,
yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat.
Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi di
dalam kelas.
.
S
P
K
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang
tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau
objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan,
sapaan dan kekaguman.
Contoh: Selamat sore.
E. Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang
predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul
akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan
tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Sepakat kami untuk
berkumpul di taman kota.
.
S
P
K
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang
susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa
Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak
2 bulan yang lalu.
.
S
P
O
K
Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 4 jenis, yaitu:
1.Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah
kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan
partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan
penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah
sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata
mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah
kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan
intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari
Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada
acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba
besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia
datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah
kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban)
yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya
dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang
dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun tidak
sesuai dengan disainnya?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah
kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang
mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak
terbawa.
Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasa
B. Berdasarkan Jumlah Frasa
(Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah
kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat
yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana
dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar
yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat
rajin
.
S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu
satu.
.
S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal
di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya.
Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat
dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau
lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini,
dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari,
pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda),
seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel
pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus,
barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata
sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang,
sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar
bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena
rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan
yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang
IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri
atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi
maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara
(KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih
kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka
meramunya.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun,melainkan.
Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara
berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan besok
atau minggu depan.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat
tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia
juga sangat baik hati.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dankemudian,
untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan nama-nama
juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat
SMP.
2.2 Kalimat Majemuk
Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu
suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat
tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki
kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk
kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan
(anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi
yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu,
sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata,
seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana,
ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda:
dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi
dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer
itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu
dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh: Karena hari sudah malam, kami
berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan
langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah
malam.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka
masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya
belum selesai.
Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya
JENIS
KALIMAT
JENIS KALIMAT
Jenis kalimat dapat
digolongkan menjadi beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah
kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat
diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang
ketiga).
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda
petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu berkata: “Rohan, jangan
meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung
adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang
lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ibu berkata bahwa dia senang
sekali karena aku lulus ujian.
Sabtu, 26 Oktober 2013
Dampak Positif dan Negatif HP
Dampak positf dan negatif HP
Dampak Positif dan Negatif HP Bagi Pelajar~Sobat, sudah jamak kita lihat anak-anak usia sekolah bahkan sekolah dasar dan TK sekalipun banyak yang sudah menggunakan perangkat teknologi/gadget seperti HP bahkan Tablet !! Bahkan ada orang tua yang dengan bangga memperlihatkan dan "memproklamirkan" bahwa anaknya sudah menggunakan dan menenteng HP generasi terbaru kesana kemari. Sebenarnya seberapa besarkah manfaat HP terhadap anak-anak diusia seperti ini ? Apakah sudah ada penelitian mengenai hal ini ? Wallahu a'lam, saya juga tidak tahu, tetapi paling tidak beberapa catatan berikut dapat menjadi acuan bagi kita untuk menjawab apakah benar HP memberi manfaat yang besar bagi anak-anak kita atau bahkan sebaliknya. Berikut dampak positif dan negatif yang saya sarikan dari berbagai sumber :
Dampak Positif
Dampak Negatif :
Dampak Positif dan Negatif HP Bagi Pelajar~Sobat, sudah jamak kita lihat anak-anak usia sekolah bahkan sekolah dasar dan TK sekalipun banyak yang sudah menggunakan perangkat teknologi/gadget seperti HP bahkan Tablet !! Bahkan ada orang tua yang dengan bangga memperlihatkan dan "memproklamirkan" bahwa anaknya sudah menggunakan dan menenteng HP generasi terbaru kesana kemari. Sebenarnya seberapa besarkah manfaat HP terhadap anak-anak diusia seperti ini ? Apakah sudah ada penelitian mengenai hal ini ? Wallahu a'lam, saya juga tidak tahu, tetapi paling tidak beberapa catatan berikut dapat menjadi acuan bagi kita untuk menjawab apakah benar HP memberi manfaat yang besar bagi anak-anak kita atau bahkan sebaliknya. Berikut dampak positif dan negatif yang saya sarikan dari berbagai sumber :
- Mempermudah komunikasi. Misalnya saja ketika orang tua atau pihak keluarga akan menjemput anak ketika pulang sekolah/selesai melakukan kegiatan diluar rumah.
- Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi. Karena bagaimanapun teknologi ini hari ini sudah merambah hingga kepelososk-pelosok desa.
- Memperluas jaringan persahabatan.
Dampak Negatif :
- Mengganggu Perkembangan Anak. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan/ujian. Bermain HP saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
- Efek radiasi. Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
- Rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Apalagi HP merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga, anak-anak yang menenteng HP "high end" bisa-bisa dikuntit maling yang mengincar HPnya.
- Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi.
- Pemborosan. Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.
- Menciptakan lingkungan pergaulan sosial yang tidak sehat. Ada keluarga yang tidak mampu, tetapi karena pergaulan dimana teman-temannya sudah dibelikan HP sehingga mereka merengek-rengek kepada orang tuanya padahal orang tuanya tidak mampu, atau bahkan menimbulkan gap antara gank HP keren dan gank HP jadul atau yang belum memiliki.
- Membentuk sifat hedonisme pada anak. Ketika keluar gadget terbaru yang lebih canggih, mereka pun merengek-rengek meminta kepada orang tua, padahal mereka sebenarnya belum memahami benar manfaat setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh.
- Anak kita akan sulit diawasi, khususnya ketika masa-masa pubertas, disaat sudah muncul rasa ketertarikan dengan teman cowok/ceweknya, maka HP menjadi sarana ampuh bagi mereka untuk komunikasi, tetapi komunikasi yang tidak baik, hal ini akan mengganggu aktifitas yang seharusnya mereka lakukan, shalat, makan, belajar bahkan tidur !! Karena mereka asyik sms-smsan dengan teman lawan jenisnya.
- Nah, yang terakhir ini rasanya dulu ada penelitian yang pernah saya baca, efek sampingan jari yang kebanyakan memencet tombol ketika sms-an, bukankah ujung jari memiliki jutaan syaraf ? apalagi disaat anak-anak pada usia pertumbuhan, tentu kita tidak ingin pertumbuhannya terganggu gara-gara fungsi syaraf yang terhambat pertumbuhannya karena keseringan dipencet ? Wallahu a'lam.
Langganan:
Postingan (Atom)