B. Berdasarkan Jumlah Frasa
(Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah
kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat
yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana
dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar
yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat
rajin
.
S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu
satu.
.
S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal
di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya.
Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat
dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau
lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini,
dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari,
pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda),
seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel
pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus,
barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata
sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang,
sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar
bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena
rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan
yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang
IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri
atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi
maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara
(KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih
kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka
meramunya.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun,melainkan.
Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara
berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan besok
atau minggu depan.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat
tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia
juga sangat baik hati.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dankemudian,
untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan nama-nama
juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat
SMP.
2.2 Kalimat Majemuk
Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu
suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat
tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki
kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk
kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan
(anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi
yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu,
sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata,
seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana,
ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda:
dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi
dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer
itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu
dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh: Karena hari sudah malam, kami
berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan
langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah
malam.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka
masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya
belum selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar