Efek Samping Ganja
Siapa sih yang tidak mengenal ganja? Beberapa waktu
lalu ada beberapa pihak yang begitu bersemangat memperjuangkan agar ganja
dilegalkan di negara kita. Namun perjuangan mereka bertepuk sebelah tangan.
Pemerintah tetap bersikeras bahwa ganja termasuk barang illegal. Pemakai dan
pengedar marijuana dimasukkan dalam pelaku tindak kriminal.
Tidak dipungkiri, ganja yang dikenal dapat merusak
otak juga memiliki berbagai manfaat. Di Aceh, misalnya. Masyarakat di daerah
penghasil ganja terbaik di dunia ini sering menggunakan biji ganja untuk melunakkan
daging dan penambah cita rasa. Begitu pula dengan pemahaman bahwa Allah tidak
pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Tapi yang menjadi permasalahan
adalah tindakan penyalahgunaan ganja yang kerap terjadi di negara ini. Ganja
yang seharusnya bermanfaat menjadi mudharat bagi tubuh.
Dalam postingan saya sebelumnya tentang Ganja Bisa Bikin Gila, banyak komentar yang pro
dan kontra. Yang pro sependapat dengan saya bahwa ganja memang menyebabkan
seseorang hilang akal sehatnya. Jika tidak percaya, sila kunjungi rumah sakit
jiwa terdekat. Atau jika Anda berdomisili di Aceh, boleh datang ke RSJ Aceh dan
tanyakan pada penderita gangguan jiwa, apa yang menyebabkan mereka harus menjadi
penghuni rumah sakit tersebut? Jangan terkejut jika kebanyakan para pasien
laki-laki menjawab karena ketika sehat dulu mereka mengonsumsi ganja.
Sebenarnya apa yang ditakutkan dengan penyalahgunaan
ganja ini? Apakah ganja menyebabkan adiksi atau ketagihan seperti jenis narkoba
lainnya? Sulit menjawab pertanyaan ini karena masih didapatkan bias. Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Leslie L. Iverson, seorang professor farmakologi
dari Universitas Cambridge, Inggris melaporkan bahwa setelah melakukan penelitian
beberapa dekade didaptkan hasil; sekitar 10-30 % pemakai ganja regular
(terus menerus) mengalami ketergantungan, 9% mengalami adiksi/ketagihan yang
serius, dan sebagaian besar yang pernah mencoba-coba menghisap ganja
tidak mengalami ketagihan.
Dibandingkan dengan beberapa zat yang lain, marijuana
ataupun ganja tidak menimbulkan adiksi seperti yang ditimbulkan rokok, heroin,
kokain, dan alkohol. Diperkirakan sebanyak 32% perokok mengalami kecanduan,
kecanduan juga dialami oleh 23% pemakai heroin, 17% pemakai kokain, dan 15%
adiksi dialami oleh peminum alkohol. Malah di sini terlihat jelas bahwa rokok
lebih menyebabkan adiksi dibandingkan ganja.
Lalu kenapa ganja tetap dipermasalahkan? Kenapa tidak
dilegalkan saja? Maka jawabannya adalah kerusakan otak yang ditimbulkan oleh
pemakai ganja lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok biasa. Mungkin ini
tidak terjadi pada mereka yang hanya sekadar coba-coba menghisap ganja. Tapi
kenyataannya, tidak sedikit orang di negara kita yang menghisap ganja secara terus
menerus. Pemakaian ganja dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kecanduan.
Seringnya, itu dialami oleh mereka yang mulai menghisap ganja sejak remaja. Dan
akibat adiksi, jika terjadi withdrawal alias berhenti memakai ganja, maka orang
tersebut akan mengalami sindrom withdrawl yang sama dengan efek yang
ditimbulkan nikotin. Hal inilah yang menyebabkan seseorang sulit untuk lepas
dari ganja. Mereka yang mencoba berhenti berganja akan mengalami gejala sulit
tidur, cemas, dan emosional.
Bagaimanakah efek pemakaian ganja terhadap otak?
Zat psikoaktif utama yang terdapat pada ganja adalah
delta-9-tetrahydrocannabinol, atau THC. Saat ganja dihisap, maka dengan cepat
THC akan masuk ke dalam paru-paru lalu ke aliran darah. Oleh darah, THC lalu
dialirkan ke otak dan mengalami penyerapan. Kecepatan penyerapan THC akan lebih
lambat jika ganja/marijuana tersebut ditelan bersama makanan atau minuman.
Di dalam otak, THC akan berikatan dengan cannabinoid,
sebuah reseptor yang terdapat pada otak (CB1 dan CB2). THC kemudian
mengaktifkan reseptor ini meskipun tidak sesempurna seperti yang dilakukan
endocannabinoid (zat kimia dalam tubuh yang mengaktifkan cannabinoid). Akibat
dari aktifasi cannanbinoid ini adalah seseorang dapat mengatur suasana hati,
tidur, dan nafsu makan pada jangka waktu tertentu. Dan ini lah yang mendasari
efek yang ditimbulkan oleh ganja.
Tingginya kadar cannabinoid reseptor pada otak dapat
mempengaruhi mood, daya ingat, kemampuan berpikir, konsetrasi, dan persepsi.
Namun, penggunaan ganja jangka panjang dapat menyebabkan overaktivitas sistem
endocannabinoid yang dapat menyebabkan efek negatif seperti terjadinya gangguan
persepsi dan halusinasi, gangguan koordinasi, kesulitan dalam berpikir dan
memecahkan masalah, dan dapat mengganggu proses belajar dan daya ingat.
Adakah hubungan antara pemakaian ganja dengan
gangguan jiwa?
Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian telah
difokuskan pada hubungan antara pemakaian ganja dengan gangguan jiwa. Apakah
penggunaan ganja benar-benar menyebabkan penyakit jiwa? Bukti ilmiah terbaru
menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan antara penggunaan ganja dengan psikosis
atau gangguan jiwa. Sebagai contoh, serangkaian penelitian prospektif yang
diikuti oleh sekelompok orang dari waktu ke waktu menunjukkan adanya hubungan
antara penggunaan ganja dengan perkembangan gangguan jiwa pada tahapan
berikutnya.
Penggunaan ganja juga dapat memperburuk kondisi pasien
yang menderita skizofrenia dan dapat menghasilkan reaksi psikotik singkat pada
beberapa pemakai saat berhenti menggunakannya. Jumlah ganja yang digunakan,
usia saat pertama sekali menghisap ganja, dan kerentanan genetik dapat
mempengaruhi hubungan antara ganja dengan gangguan jiwa. Dalam sebuah
penelitian didapatkan adanya peningkatan resiko terjadinya gangguan jiwa pada
orang dewasa yang telah menggunakan ganja sejak remaja dan pada mereka yang
memiliki gen spesifik dalam tubuh yang merangsang
catechol-O-methyltransferase (COMT), enzim yang mendegradasi neurotransmiter
dopamin dan norepinefrin. Kedua neurotransmitter ini sangat berperan pada
gangguan prilaku dan gangguan psikiatrik (jiwa)
Setelah mengetahui berbagai fakta ini, masihkah Anda
ingin agar ganja dilegalkan?
Sebenarnya masih banyak efek samping lain yang
ditimbulkan oleh ganja. Namun tidak mungkin dipaparkan sekaligus di blog ini.
Jika ada kesempatan, saya akan mencoba menuliskannya kembali berdasarkan
berbagai referensi yang telah saya baca. Untuk lebih jelasnya, teman-teman bisa
mengunjungi situs national drug abuse di www.drugabuse.gov Banyak sekali
informasi tentang penyalahgunaan zat dan obat-obatan di sana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar