Penyebab Diare
Diare
disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus, sehingga pelintasan
chymus dipercepat dan masih banyak mengandung air pada saat meninggalkan
tubuh sebagai tinja. Selain itu, diare disebabkan karena bertumpuknya
cairan di usus akibat terganggunya keseimbangan absorpsi dan sekresi. Terjadinya gangguan pencernaan ini, sering terjadi pada keadaan radang lambung-usus yang disebabkan oleh kuman atau toksinnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan diare:
1. Virus
Misalnya
influenza perut dan travellers diarrhoea yang disebabkan oleh rotavirus
dan adenovirus. Virus melekat pada sel-sel mukosa usus, yang menjadi
rusak sehingga kapasitas absorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit
memegang peranan. Diare yang terjadi bertahan terus sampai beberapa
hari sesudah virus lenyap dengan sendirinya, biasanya dalam 3-6 hari.
2. Bakteri
Diare yang
disebabkan oleh bakteri mulai berkurang terjadi karena meningkatnya
higiene masyarakat. Bakteri-bakteri tertentu pada keadaan tertentu,
misalnya bahan makanan yang terinfeksi olah banyak kuman menjadi invasif
dan menyerang kedalam mukosa. Di sini, bakteri-bakteri tersebut
memperbanyak diri dan membentuk toksin-toksin yang dapat direabsorpsi ke
dalam darah dan menimbulkan gejala-gejala, seperti demam tinggi, nyeri
kepala dan kejang-kejang, disamping mencret berdarah dan berlendir.
Penyebab utama dari jenis diare ini adalah bakteri Salmonella, Sigella,
Campylobacter, dan jenis Coli tertentu.
3. Parasit
Parasit yang
sering menyebabkan diare seperti protozoa Entamoeba histolytica, Giardia
lambia, Cyptosporidium dan Cyclospora, yang terutama terjadi di daerah
tropis atau sub tropis. Diare akibat parasit-parasit ini biasanya
bercirikan mencret cairan yang intermiten dan bertahan lebih lama dari
satu minggu. Gejala lain dapat berupa nyeri perut, demam, anorexia,
nausea, muntah-muntah dan rasa letih (malaise).
4. Enterotoksin
Diare jenis ini
lebih jarang terjadi, tetapi lebih dari 50% dari wisatawan di
negara-negara berkembang dihinggapi diare ini. Penyebabnya adalah
kumankuman yang membentuk enterotoksin, yang terpenting adalah E. coli
dan Vobrio cholerae, dan sebagian kecil Shigella, Salmonella,
Campylobacter dan Entamoeba histolytica. Toksin melekat pada sel-sel
mukosa dan merusaknya. Diare jenis ini juga bersifat selflimiting
artinya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam lebih
kurang 5 hari, setelah sel-sel mukosa yang rusak diganti dengan sel-sel
mukosa yang baru.
5. Penyakit
Sejumlah
penyakit ada yang menyebabkan diare sebagai salah satu gejalanya,
seperti kanker usus besar dan beberapa penyakit cacing (misalnya
penyakit cacing gelang dan cacing pita).
6. Obat-obatan
Obat-obatan
dapat menimbulkan diare karena efek sampingnya, misalnya antibiotik
berspektrum luas (golongan ampisilin dan tertasiklin), sitostatik, dan penyinaran dengan sinar-X (radioterapi).
7. Makanan
Makanan yang
sulit diserap oleh usus akan mengakibatkan tekanan osmotik usus
meningkat sehingga menghalangi absorpsi air dan elektrolit dan
menimbulkan diare. Alergi makanan, makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi dengan toksi bakteri dan makanan yang tercemar logam
berat juga dapat menyebabkan diare.
8. Pengaruh psikis
Keluhan dalam
diare dapat timbul sebagai salah satu gejala penyakit atau sebagai
akibat kelainan jiwa atau psikologis, misalnya ketegangan jiwa, emosi,
stres dan lain-lain. Diare karena penyebab ini dikenal dengan istilah
diare psikogenik. Seseorang yang mengalami gangguan psikologis cendrung
menyebabkan hidupnya tidak teratur. Sering kali disertai dengan keadaan
jiwa yang tidak tenang, tidur tidak nyenyak, makan yang tidak teratur
dan lain sebagainya. Dalam keadaan seperti ini terjadi rangsangan
berlebihan pada saraf-saraf terutama pada daerah hipotalamus yang dapat
menimbulkan hiperperistaltik. Karena meningkatnya peristaltik maka
absorpsi air dan elektrolit akan terganggu dan terjadilah diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar